MUNGKID-Banjir
lahar dingin pertama kali tahun ini di Sungai Putih sudah bisa menjadi
peringatan dini bagi warga Magelang dan sekitarnya. Banjir mengakibatkan
jalan Magelang-Jogjakarta Km 23 ditutup setelah Sungai Putih meluap
hingga ke jalan raya, kemarin (3/11) sore.
Meski luapan tidak
terlalu besar seperti banjir pada musim penghujan tahun lalu, semua
jenis kendaraan dari arah Magelang maupun Jogjakarta hanya diperbolehkan
melewati jalur alternatif.
Material lahar bercampur air di
Sungai Putih meluap dan memenuhi badan jalan di Dusun Gempol, Desa
Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang terutama di jalur baru yang
dibuat untuk proyek jembatan layang Sungai Putih. Tinggi luapan banjir
ke jalan mencapai 10 centimeter.
Menurut pantauan Radar Kedu,
banjir lahar terjadi mulai pukul 16.00 sore. Banjir dipicu hujan cukup
lebat di puncak Merapi. Intensitasnya mencapai 58 milimeter. Paling
tinggi selama musim penghujan ini.
Salah seorang relawan, Subur
mengatakan, banjir terjadi setelah hujan di kawasan lereng Gunung Merapi
sangat deras sejak sore hari. ”Banjir terjadi tidak hanya di Sungai
Putih, tapi juga di Sungai Krasak (perbatasanMagelang-Jogjakarta) dengan
kecepatan cukup deras,’’ katanya kemarin.
Relawan telah
memerintahkan semua warga yang masih berjaga di bantaran sungai untuk
menyelamatkan diri. Kendaraan para penambang pasir yang diparkir di
dekat alur sungai juga diperintahkan dipindahkan ke tempat yang lebih
aman.
Akibat banjir yang cukup deras di alur baru Sungai Putih,
ujarnya, sejumlah tanggul pengaman mengalami gerusan. Terutama di bagian
tepi alur sungai baru tersebut. ”Tertutupnya jalan ini karena tanggul
darurat dari pasir jebol tidak mampu menahan derasnya arus lahar.
Sehingga lahar kembali melalui alur sungai baru dan meluap ke badan
jalan,” jelasnya.
Dia mengatakan, banjir lahar juga terjadi di
Sungai Krasak yang ketinggian arusnya mencapai 1,5 meter. Namun lalu
lintas lewat Jembatan Krasak tidak sampai ditutup.
Kanit Rek Iden
Satlantas Polres Magelang, Iptu Eko Mardianto mengatakan, penutupan
jalan dilakukan karena banjir lahar di Sungai Putih meluap ke badan
jalan. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, jalan tersebut
ditutup mulai di Gulon untuk yang dari Magelang, dan mulai dari Tempel
untuk yang dari Jogjakarta.
”Sebagian kendaraan kita coba arahkan
untuk melalui jalur alternatif yang disediakan. Sedangkan untuk
kendaraan besar seperti truk tronton yang tidak mau lewat jalan
alternatif, kita sediakan tempat parkir di tepi jalan yang luas,’’
ungkapnya.
Setelah ditutup lebih kurang 1,5 jam, jalur bisa
dilalui lagi. Sejumlah kendaraan nekat melewati bekas jalan yang terkena
luapan banjir lahar dingin meski dilarang.
Sementara itu, akibat
banjir lahar dingin ini, sejumlah warga di Desa Sirahan Kecamatan Salam
Kabupaten Magelang mengungsi ke titik kumpul yang ada di setiap dusun.
Warga trauma banjir yang terjadi akan kembali masuk ke desa mereka.
Warga
yang mengungsi merupakan warga Dusun Salakan, Sirahan, Glagah dan
Jetis. ”Saat ada informasi banjir dengan ketinggian cukup besar, warga
di sini langsung mengungsi,” kata Heri Brewok, warga Sirahan.
Hingga berita ini ditulis, warga masih dilaporkan berada di titik kumpul untuk mengamankan diri.
(vie/ton/jpnn)
No comments:
Post a Comment